IKKA INSTRUCTORS



NILAI NILAI KEPELATIHAN

Seorang Pembina, seorang Pelatih, Instruktur, Guru atau apapun namanya, tidak terlepas dari tugas "mengajar" dan "mendidik". Bila kita lihat didalam kamus, kata kerja to coach berarti membina, mengajar, melatih, sedangkan to instruct mempunyai arti memberi petunjuk, melengkapi dengan pengetahuan, mengajar dan mendidik, dengan akar kata dari bahasa latin membangun dan mempersiapkan. Berikut adalah beberapa nilai yang perlu dipegang dalam membina dan berinteraksi dengan warga kita.

Murid Adalah Cermin
Apa yang biasa dilakukan warga dalam latihan dengan segala tingkah lakunya sering merupakan cerminan dari Instrukturnya. Peran dan tanggung jawab seorang guru/pelatih sedemikian besar dalam membentuk dan mempengaruhi seseorang murid atau anak didik secara fisik, mental dan karakter. Tanpa bermaksud untuk menghasilkan murid-murid atau warga yang seragam, atau bahkan seperti robot, para Instruktur tetap harus sedikit banyak mempunyai standar tertentu, rasa disiplin, sopan santun dan rasa tanggung jawab dalam kesehariannya.

Mengajar Dengan Teladan ( Teaching by doing )
Seorang Instruktur sebaiknya selalu menjaga penampilan didalam dojo atau dalam suasana latihan dan pertemuan dalam lingkungan Perguruan. Warga sering menempatkan para Instruktur diposisi sedemikian rupa sehingga apa yang kita bicarakan dan cara kita mengutarakannya sangat mempengaruhi pandangan warga terhadap isi pembicaraan kita. Demikian juga dengan apa yang biasa kita lakukan, kebiasaan-kebiasaan dan bahasa tubuh bisa memberi kesan tersendiri terhadap kepribadian kita. Namun yang paling penting adalah kehadiran kita ditengah-tengah para warga. Para Instruktur tidak harus selalu dalam keadaan fit untuk berlatih, namun dengan adanya kita diantara warga membuat semangat berlatih mereka meningkat tanpa kita sadari. Ada sebuah cerita (singkat saja) tentang seorang Sensei Noboru Hino yang berusia lanjut mendapat kesulitan fisik untuk tetap aktif karena sakit pinggang menahun yang tidak kunjung sembuh. Sensei Hino sudah sekian lama melatih dan telah menghasilkan banyak pemegang sabuk hitam dan para instruktur. Beliau bermaksud untuk mengundurkan diri namun dicegah oleh Kancho nya maupun para anak didiknya. Sampai pada suatu kesempatan dalam perayaan memperingati kontribusi Sensei Hino dalam perguruan tersebut, salah seorang instrukturnya mengatakan kira-kira demikian "Sensei, kami mengharapkan dan membutuhkan kehadiran Sensei dalam latihan, kalau Sensei mengalami kesulitan dan perlu kursi roda maka saya yang akan mendorongnya supaya Sensei bisa berada ditengah tengah kita." Tentu semua yang hadir terharu. Bisa kita bayangkan kekuatan kehadiran Guru atau Instruktur dalam latihan. Bila menginginkan latihan yang sedang kita berikan dijalankan warga dengan penuh semangat, maka sebaiknya kita sebagai Instruktur ikut melakukannya, atau paling tidak bisa dan biasa melakukannya.

Right not Might (Lakukan dengan Benar,bukan karena Kekuatan)
Dalam memberikan latihan yang paling penting adalah dilakukan secara benar, ajarkan secara setahap demi setahap, jangan terjerumus pada pamer kekuatan dan mentang mentang. Tidak semua orang mempunyai kemampuan fisik yang sama, ada yang kaku, ada yang lentur, besar dan kecil, ada yang kikuk, ada pula yang cepat menangkap yang disampaikan, ada juga yang lambat. Setiap orang berlatih dan maju sesuai kecepatan masing-masing. Prinsip prinsip latihan yang benar perlu diperhatikan, sesuai kesehatan olah raga dan mekanika tubuh. Jangan memaksakan latihan kepada warga yang belum kita persiapkan secara fisik dan mental.

Mengajar adalah Belajar
Setiap kita ingin memberikan latihan tertentu atau menerangkan sesuatu yang berhubungan dengan program latihan yang direncanakan, pasti kita mencoba untuk memperdalam dan mencari tahu tentang hal tersebut sebelumnya. Demikian pula setiap kita mengajarkan sesuatu, pasti ada pertanyaan yang timbul yang mungkin saja tidak kita ketahui dengan pasti jawabannya pada saat itu, dan kita akan mencoba mencarinya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa terbentuknya pertanyaan pertanyaan adalah bagian dari jawaban.Kemudian ada juga yang mengatakan bahwa salah satu jalan terbaik untuk belajar adalah dengan cara mengajar.

Senioritas bukanlah Otoritas
Sesuai pengertian dasar bahwa Sensei adalah orang yang lahir lebih dahulu dan Senpai adalah orang generasi terdahulu, maka senioritas tidak otomatis menjadi berarti lebih tahu banyak, lebih pintar atau berkuasa. Senioritas bukanlah otoritas, jangan kita merasa paling benar, paling mengerti. Kalaupun kita tahu sesuatu karena kita lebih lama, berbagilah pengalaman maupun pengetahuan. Sering kali kita belajar sesuatu bukan dari senior kita, mungkin dari rekan sebaya, bahkan dari murid dan yunior kita.

Kerja Sama
Jalin komunikasi dua arah antar sesama Instruktur, saling mengisi, berbagi cerita dan pengalaman. Jangan saling menjatuhkan, menjelekkan, mengkritik tidak pada tempatnya. Usahakan ada suatu ikatan batin antar Instruktur, dan tempatkan diri kita didalam lingkaran yang sama. Bila ada suatu latihan atau pengetahuan yang kita rasakan bisa bermanfaat bagi warga, berbagilah dengan sesama Instruktur untuk kemajuan bersama .

Kebersamaan
Peran seorang Instruktur tentu saja seorang pelatih bagi warganya, namun sering para Instruktur dipandang sebagai seorang kakak, teman, guru atau seperti orang tua bagi anak didiknya. Kepada siapa warga bisa bertanya, mengadu, mengeluh dan membagi perasaannya. Tanggung jawab moral Instruktur sedemikian besar, jangan sampai kita merusaknya dengan menunjukkan sikap acuh tak acuh, atau tidak bisa dipercaya dalam memegang "rahasia-rahasia kecil" yang disampaikan. Jadilah guru yang baik dalam latihan sekaligus seorang sahabat dalam keseharian.

Catatan
Beberapa nilai yang dituliskan diatas hanyalah sebagian pegangan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Instruktur. Usahakan kita selalu aktif dalam latihan sehari-hari, di dojo maupun di rumah sesuai kondisi masing- masing. Pelajari dan kembangkan program atau kurikulum Perguruan IKKA dengan system Kyokushinkainya secara menyeluruh sebagai satu kesatuan, sebagai satu paket. Jangan dipilah-pilah seakan-akan yang diperlukan hanya latihan fisiknya, baik basic dan kumitenya saja atau Kata nya saja, melainkan sebagai satu paket termasuk dan juga terpenting Pembangunan Karakter para warga dan diri kita semua. Cari referensi sebanyak mungkin, minimal dua dari sumber yang berbeda untuk membuka wawasan kita dalam memberikan latihan dan menilai suatu keputusan.

Mudah mudahan bermanfaat.

 

Shihan Setia Purnama - Branch Chief IKO Matsushima for Indonesia / Chief Instructor.

 





shihan nardi t. nirwanto sa
7 sept 1939 - 22 sept 2009




Copyright © 2012 Indonesian Kyokushin Karate Association. All rights reserved.